Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
Gambar. Ilustrasi tokoh walisongo. Sumber:misterarie.com/
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan. Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut. (1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur. (2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak. (3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya.Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial. (4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana. (5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat. (6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain. (7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus. (8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata. (9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
1. Sunan Kudus
Sunan Kudu. Sumber: klikmu.co/
Sunan Kudus adalah satu di antara anggota Wali Songo yang sukses membumikan Islam di nusantara. Nama aslinya adalah Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan putra dari Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, yang tak lain adalah seorang panglima perang Kesultanan Demak. Sementara itu Sunan Kudus mempunyai istri yang merupakan adik dari Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang yang sama-sama berguru kepada Sunan Ampel. Di masa pengembaraan mencari ilmu, Sunan Kudus juga berguru kepada Kiai Telingsing, seorang ulama yang berasal dari daratan China.
2. Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dipercaya sebagai orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Meski tidak terdapat bukti sejarah lengkap yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Diperkirakan datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.
3. Sunan Ampel
Sunan Ampel lahir di Champa pada tahun 1401 dan merupakan salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Menurut beberapa riwayat, orang tua. Jasa sunan ampel yang paling besar adalah pencetus dan perencana kemunculan kerajaan islam dengan rajanya yang pertama yaitu raden patah, murid dan menantunya sendiri. ia juga turut membantu mendirikan masjid agung demak yang didirikan pada tahun 1477 M.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Sunan Bonang menggunakan karya Seni Musik berupa Gamelan yang diberi nama Bonang dalam menyampaikan dakwah Menerapkan Kebijaksanaan dalam Berdakwah. Sunan Bonang juga menciptakan sebuah karya sastra yang disebut Suluk.
5. Sunan Giri
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa, yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin dan Joko Samudro. Ia lahir di Blambangan tahun 1442, dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim (seorang penguasa mesir) dan Nyai Rara Santang, Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim). Pada tahun 1470 M Sunan Gunung jati sampai di Cirebon yang kemudian dengan dukungan Kesultanan Demak dan Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana (Raja Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), ia dinobatkan menjadi Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati.
7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Kesenian dan kebudayaan sebagai sarana yang dipilih Sunan Kalijaga dalam berdakwah. Beliau memang sangat toleran pada budaya lokal. Namun beliau pun punya sikap tegas dalam masalah akidah. Wayang beber kuno ala Jawa yang mencitrakan gambar manusia secara detail dirubahnya menjadi wayang kulit dan dengan demikian Sunan Kalijaga menggunakan Pertunjukan Wayang Kulit sebagai sarana dakwah.
8. Sunan Muria
Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Umar Said atau Raden Umar Syahid. Nama kecil beliau Sunan Muria adalah Raden Prawoto. Di dalam usaha mengembangkan ajaran Islam kepada masyarakat umum, Sunan Muria telah turut menggunakan gamelan dan wayang kulit sebagai alat (media) untuk berdakwah. Dan telah dikatakan juga bahwa beliau adalah pencipta bagi tembang Sinom dan Kinanti. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia dimakamkan.
9. Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah Syarifuddin Hasyim, putra Sunan Ampel. Sunan Drajat adalah seorang Waliyullah yang memiliki sifat sosial. Di dalam menjalankan agama dan dakwah Islamiah, beliau tidak segansegan membantu rakyat yang sengsara, anak-anak yatim piatu, orang sakit dan membantu fakir dan miskin. Metode yang digunakan Sunan Drajat dalam berdakwah sama seperti yang dilakukan oleh Sunan Muria, yakni melalui lagu-lagu Jawa.
0 Komentar