Komik Sejarah Terjadinya Palagan Ambarawa
Sejarah Terjadinya Palagan Ambarawa
Latar Belakang
Palagan Ambarawa merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi di kota Ambarawa, Jawa Tengah, pada bulan November–Desember 1945. Saat itu, Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun kekuasaan de facto masih belum sepenuhnya berada di tangan Republik Indonesia karena kekosongan kekuasaan pasca-penyerahan Jepang kepada Sekutu.
Pasukan Sekutu, yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), mendarat di Indonesia dengan misi utama melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang. Namun, kedatangan pasukan Sekutu disertai oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yang bertujuan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Ketegangan mulai meningkat ketika pasukan Sekutu/NICA memasuki Ambarawa dan mencoba menduduki daerah tersebut. Mereka membebaskan tawanan Belanda, kemudian mempersenjatai mereka kembali. Tindakan ini menimbulkan kemarahan rakyat dan pemerintah Indonesia, yang merasa kedaulatan mereka terancam.
Jalannya Peristiwa
Pada awalnya, pemerintah Republik Indonesia di Semarang masih mencoba menjalin komunikasi dengan pasukan Sekutu. Namun, karena Sekutu tetap menduduki beberapa wilayah dan tidak menghormati kedaulatan Indonesia, terjadi bentrokan bersenjata.
Pertempuran dimulai pada 20 November 1945, ketika pasukan Sekutu mulai menyerang dan merebut posisi strategis di Ambarawa. Kolonel Isdiman, komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Jawa Tengah, gugur dalam pertempuran ini.
Sebagai respons, Panglima Divisi V TKR, Kolonel Soedirman (yang kemudian menjadi Panglima Besar TNI), mengambil alih komando dan memimpin serangan balasan. Pasukan TKR, bersama laskar rakyat, melakukan pengepungan dan serangan terhadap pasukan Sekutu di Ambarawa.
Puncak pertempuran terjadi pada 12–15 Desember 1945, dalam apa yang dikenal sebagai Palagan Ambarawa. Dengan taktik perang gerilya dan strategi pengepungan yang efektif, pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa mundur ke Semarang.
Hasil dan Dampak
Kemenangan dalam Palagan Ambarawa memiliki arti penting, baik secara militer maupun moral. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaannya dengan kekuatan sendiri, meski melawan pasukan asing yang lebih lengkap persenjataannya.
Peristiwa ini juga mengangkat nama Soedirman sebagai pemimpin militer yang cakap dan karismatik. Atas jasanya, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang TNI AD. Di kota Ambarawa, juga didirikan Monumen Palagan Ambarawa dan Museum Kereta Api Ambarawa, yang menjadi saksi bisu perjuangan para pejuang kemerdekaan.
0 Komentar